Minggu, 26 Oktober 2014

Menularkan Semangat Kelola Lingkungan

Selama ini masalah pengelolaan sampah rumah tangga sering dianggap hal sepele, padahal volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian hari terus menggunung karena memakai sistem pembuangan terbuka. Kondisi ini tak berbanding lurus dengan pengelolaan sampah yang masih minim, hal ini tentu saja akan berdampak negatif terhadap pengelolaan  lingkungan.
Warga sedang diajarkan mengelola lingkungan
Tak hanya di kota besar, sistem pengelolaan sampah terbuka juga dapat dengan mudah kita temukan di kota-kota kecil. Contoh paling mudah bisa kita lihat di ekosistem pasar, dimana pengelolaan sampah pasar masih dibiarkan menggunakan sistem pembuangan terbuka. Alhasil cara demikian mengakibatkan sampah oraganik dan non organik tercampur hingga ke Tempat Pembuangan Akhir.


Pengelolaan sampah dengan sistem pengumpulan terbuka telah menimbulkan masalah dalam hal penanganan sampah seperti yang terjadi di Kelurahan Lomanis, Cilacap Jawa Tengah. Volume sampah yang datang setiap hari dan cenderung meningkat tidak diimbangi oleh luas lahan yang terbatas. Terbatasnya lokasi dan sudah tak memenuhi persyaratan TPA sampah, membuat kelurahan yang berada di sekitar operasi BBM Pertamina, Lomanis tersebut mengalami masalah lingkungan.

Permasalahan yang muncul tersebut membuat Pertamina berinisiatif  menularkan pengelolaan lingkungan kepada masyarakat sekitar terminal Lomanis dengan cara merancang sistem pengelolaan sampah terintegritas dan memenuhi syarat kesehatan. Inisiatif tersebut dilakukan dalam bentuk fasilitas pelatihan dan pendampingan untuk program Bank Sampah.

Program Bank Sampah tersebut diberi nama ‘Wuwuh Berkah’ yang memiliki arti berkah dari sampah, Program ini perlahan berhasil menarik minat warga untuk turut serta di dalamnya. Semangat warga untuk mengelola sampah rumah tangga pun semakin menggeliat, seiring adanya tambahan penghasilan dari pengelolaan bank sampah.

Operation Head Terminal BBM Lomanis Budi Prasojo menjelaskan, tujuan kegiatan bank sampah “Wuwuh Berkah” ini semata-mata adalah untuk  meningkatkan budaya pelestarian lingkungan melalui upaya reduksi sampah anorganik dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. Manfaat lain program bank sampah ini, warga juga diberikan pelatihan untuk memanfaatkan barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. 

Dengan mengubah sampah menjadi material yang ekonomis warga yang tergabung dalam anggota bank sampah dapat memiliki pendapatan tambahan, untuk meningkatkan taraf hidup”, tutur Budi.

Menyulap sampah jadi emas

Tak hanya di Kelurahan Lomanis, keterampilan pengelolaan sampah agar menjadi benda ekonomis juga diberikan kepada masyarakat di sekitar daerah operasi Pertamina Terminal BBM Rewulu, Yogyakarta. Tepatnya di Dusun Palawonan RT 06, Desa Argomulyo, Kabupaten Bantul. Di sini para ibu rumah tangga sudah lebih fokus mengelola sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Dari kegiatan ini, para ibu rumah tangga bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu per bulan melalui kelompok Bank Sampah “Kurnia”. Menurut Sekretaris Bank Sampah "Kurnia" Sri Purwaningsih, hasil tersebut bisa didapat karena karya kelompok mereka seringkali mendapatkan pesanan kerajinan tangan baik itu dalam bentuk vas bunga, tas laundry, pigura, taplak dan lain-lain. “Siapa sangka sampah bisa jadi pajangan seperti ini,”ujar Sri sembari menunjukkan vas hasil karyanya.

Meski pesanan belum rutin, tapi bagi mereka mengolah sampah menjadi barang ekonomis, telah memberikan tantangan dan kepuasan tersendiri. “Bandingkan saja hasilnya, kalau saya jual sampah kertas koran ke bank sampah hanya bisa dapat Rp 900 per kilogram, kalau saya olah menjadi vas atau guci pajangan, harganya bisa lebih mahal lagi,”kata Sri.

Lebih jauh Sri mengungkapkan, bahwa pelatihan pengelolaan bank sampah dan mengolah sampah menjadi kerajinan yang diberikan oleh Pertamina tak hanya menyokong perekonomian warga, tapi juga membangkitkan dan menigkatkan kesadaran msayaakat dalam mengelola lingkungan yang lebih bersih. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar